MATERI FISIKA KELAS XI SEMESTER 2
bab 1. DINAMIKA ROTASI
MOMEN GAYA
Penyebab terjadinya
gerak translasi adalah gaya. Sedangkan pada gerak rotasi, penyebab berputarnya benda
dinamakan momen gaya ( = torsi).Contoh dalam kehidupan sehari-hari: - Pegangan pintu yang
diberikan gaya oleh tangan kita sehingga engsel di dalamnya dapat berputar - Kincir yang berputar
karena tertiup angin - Dll.
Untuk benda panjang:
|
Untuk benda berjari jari:
|
R = jari-jari
I = lengan gaya terhadap sumbu
I = m . R2 = momen inersia benda
a = percepatan sudut / angular
I = m.r2
|
Titik Pusat Massa dan Titik (Pusat) Berat
Xpm =
ΣF = 0 dan Στ = 0
Jenis Keseimbangan
FLUIDA STATIS
Fluida ( zat alir ) adalah zat yang dapat mengalir, misalnya zat cair dan gas. Fluida dapat digolongkan dalam dua macam, yaitu fluida statis dan dinamis.
PARADOKS HIDROSTATIS
Gaya yang bekerja pada dasar sebuah bejana tidak tergantung pada bentuk bejana dan jumlah zat cair dalam bejana, tetapi tergantung pada luas dasar bejana ( A ), tinggi ( h ) dan massa jenis zat cair ( r )
dalam bejana.
Ph = r g h
Pt = Po + Ph F = P h A = r g V |
r = massa jenis zat cair
h = tinggi zat cair dari permukaan g = percepatan gravitasi Pt = tekanan total Po = tekanan udara luar |
a. tenggelam: W>Fa Þ rb > rz
b. melayang: W = Fa Þ rb = rz c. terapung: W=Fa Þ rb.V=rz.V' ; rb<rz |
Fa = gaya ke atas = rz . V' . g
rb = massa jenis benda
rz = massa jenis fluida
V = volume benda
V' = volume benda yang berada dalam fluida
![]() |
![]() |
y = kenaikan/penurunan zat cair pada pipa (m)
g = tegangan permukaan (N/m)
q = sudut kontak (derajat)
p = massa jenis zat cair (kg / m3)
g = percepatan gravitas (m / det2)
r = jari-jari tabung kapiler (m)
- tidak dapat ditekan (volume tetap karena tekanan)
- dapat berpindah tanpa mengalami gesekan
- mempunyai aliran stasioner (garis alirnya tetap bagi setiap partikel)
- kecepatan partikel-partikelnya sama pada penampang yang sama
P + r g Y + 1/2 r v2 = c
P = tekanan
1/2 r v2 = Energi kinetik r g y = Energi potensial |
]® tiap satuan
waktu |
A = luas penampang yang dilalui fluida
v = Ö(2gh)
|
h = kedalaman lubang dari permukaan
zat cair
|
Apabila benda yang dimasukkan ke dalam fluida, terapung, di mana bagian benda yang tercelup hanya sebagian maka volume fluida yang dipindahkan = volume bagian benda yang tercelup dalam fluida tersebut. Tidak peduli apapun benda dan bagaimana bentuk benda tersebut, semuanya akan mengalami hal yang sama. Ini adalah buah karya eyang butut Archimedes (287-212 SM) yang saat ini diwariskan kepada kita dan lebih dikenal dengan julukan “Prinsip Archimedes”. Prinsip Archimedes menyatakan bahwa :
Ketika sebuah benda tercelup seluruhnya atau sebagian di dalam zat cair, zat cair akan memberikan gaya ke atas (gaya apung) pada benda, di mana besarnya gaya ke atas (gaya apung) sama dengan berat zat cair yang dipindahkan.
PERSAMAAN TEGANGAN PERMUKAAN
Jika kawat U dimasukan ke dalam larutan sabun, maka setelah dikeluarkan akan terbentuk lapisan air sabun pada permukaan kawat tersebut. Mirip seperti ketika dirimu bermain gelembung sabun. Karena kawat lurus bisa digerakkan dan massanya tidak terlalu besar, maka lapisan air sabun akan memberikan gaya tegangan permukaan pada kawat lurus sehingga kawat lurus bergerak ke atas (perhatikan arah panah). Untuk mempertahankan kawat lurus tidak bergerak (kawat berada dalam kesetimbangan), maka diperlukan gaya total yang arahnya ke bawah, di mana besarnya gaya total adalah F = w + T. Dalam kesetimbangan, F = gaya tegangan permukaan yang dikerjakan oleh lapisan air sabun pada kawat lurus.
Misalkan panjang kawat lurus adalah l. Karena lapisan air sabun yang menyentuh kawat lurus memiliki dua permukaan, maka gaya tegangan permukaan yang ditimbulkan oleh lapisan air sabun bekerja. Tegangan permukaan pada lapisan sabun merupakan perbandingan antara Gaya Tegangan Permukaan (F) dengan panjang permukaan di mana gaya bekerja (d). Untuk kasus ini, panjang permukaan adalah 2l.
Karena tegangan permukaan merupakan perbandingan antara Gaya tegangan permukaan dengan Satuan panjang, maka satuan tegangan permukaan adalah Newton per meter (N/m) atau dyne per centimeter (dyn/cm).
1 dyn/cm = 10-3 N/m = 1 mN/m
MOMEN INERSIA
Momen inersia (satuan SI kg m2)
adalah ukuran ketahanan objek terhadap perubahan laju Besaran ini adalah analog
rotasi daripada rotasinya massa. Dengan kata lain,
besaran ini adalah kelembaman sebuah benda tegar yang berputar terhadap
rotasinya. Momen inersia berperan dalam dinamika rotasi seperti massa dalam
dinamika dasar, dan menentukan hubungan antaramomentum sudut dan kecepetan sudut, momen gaya dan percepatan sudut, dan beberapa besaran lain. Meskipun pembahasan skalar terhadap momen
inersia, pembahasan menggunakan pendekatan tensor memungkinkan analisis sistem yang lebih rumit seperti gerakan giroskopik.
Lambang I dan kadang-kadang juga J biasanya digunakan
untuk merujuk kepada momen inersia.
DEFINISI SKALAR
Definisi sederhana momen inersia (terhadap sumbu rotasi
tertentu) dari sembarang objek, baik massa titik atau struktur tiga dimensi, diberikan
oleh rumus:
di mana m adalah massa dan r adalah jarak tegak
lurus terhadap sumbu rotasi.
Analisis
Momen inersia (skalar) sebuah massa
titik yang berputar pada sumbu yang diketahui didefinisikan oleh
Momen inersia adalah aditif. Jadi, untuk
sebuah bend tegar yang terdiri atas Nmassa titik mi dengan jarak ri terhadap sumbu rotasi,
momen inersia total sama dengan jumlah momen inersia semua massa titik:
Untuk benda pejal yang dideskripsikan
oleh fungsi kerapatan massa ρ(r), momen
inersia terhadap sumbu tertentu dapat dihitung dengan mengintegralkankuadrat jarak terhadap sumbu rotasi, dikalikan dengan
kerapatan massa pada suatu titik di benda tersebut:
di mana
V adalah volume yang ditempati objek
ρ adalah fungsi kerapatan spasial objek
r = (r,θ,φ), (x,y,z), atau (r,θ,z) adalah vektor (tegaklurus terhadap sumbu
rotasi) antara sumbu rotasi dan titik di benda tersebut.
Diagram perhitungan momen inersia sebuah piringan. Di sini k adalah 1/2 dan adalah jari-jari yang digunakan untuk menentukan momen inersia
Berdasarkan analisis dimensi saja, momen inersia
sebuah objek bukan titik haruslah mengambil bentuk:
di mana
M adalah massa
R adalah jari-jari objek dari pusat massa (dalam beberapa kasus, panjang
objek yang digunakan)
k adalah konstanta tidak berdimensi yang dinamakan "konstanta
inersia", yang berbeda-beda tergantung pada objek terkait.
Konstanta inersia digunakan untuk
memperhitungkan perbedaan letak massa dari pusat rotasi. Contoh:
·
k = 1, cincin tipis atau
silinder tipis di sekeliling pusat
·
k = 2/5, bola pejal di
sekitar pusat
·
k = 1/2, silinder atau
piringan pejal di sekitar pusat.
Momen Gaya
(Torsi = τ)
Momen gaya adalah ukuran besar kecilnya
efek putar sebuah gaya. Untuk sumbu tetap dan gaya-gaya yang tidak mempunyai
komponen yang sejajar dengan sumbu tersebut.
Momen gaya : τ = r F sin α
dengan α = sudut antara r dan
F
1.4. Momen Gaya dan Percepatan Anguler
Sebuah gaya F yang bekerja pada sebuah
partikel m secara tangensial (menyinggung lintasan) akan memberikan percepatan
tangensial aт yang memenuhi :
F = m aт
karena
aт = r α, maka
F = m r α
F r = m r2 α → τ =
I α
6.1. Titik
Pusat Massa
Titik pusat massa adalah sebuah titik
dimana seluruh benda dapat dipusatkan padanya. Jika resultan gaya bekerja
melelui titik pusat massa, maka benda akan bergerak translasi murni.
Untuk system benda dua dimensi, letak
titik pusat massa dinyatakan dengan koordinat (xpm , ypm),
dengan :
Xpm =
dan ypm = 
6.2. Titik
Pusat Berat
Titik pusat berat adalah titik tangkap
gaya berat yang bekerja pada sebuah benda.
Untuk system benda dua dimensi, letak
titik pusat berat dinyatakan dengan koordinat (xpb , ypb),
dengan :
Xpb =
dan ypb = 
Letak titk pusat massa benda pada
umumnya tidak sama dengan letak titik pusat berat benda.
Untuk benda yang letaknya dekat dengan
permukaan bumi, dimana g dianggap konstan, letak pusat massa dan titik berat
sebuah benda dapat dianggap berhimpit.
Xpm =
= 
dan
ypm =
= 
Xpm =
l = panjang
Xpm =
A = luas
Keseimbangan
1. Keseimbangan
Pertikel
Sebuah partikel atau benda titik
dikatakan seimbang jika resultan gaya-gaya yang bekerja padanya sama dengan
nol.
Σ F = 0
Partikel atau benda titik yang seimbang,
mungkin berada dalam salah satu dari dua keadaan berikut :
Diam, disebut seimbang statis
b Bergerak dengan kecepatan konstan, disebut seimbang
dinamis
2. Momen Gaya (Torsi)
Momen gaya atau torsi pada sebuah benda
menyebabkan benda tersebut berotasi. Ia didefinisikan sebagai berikut (momen
dari gaya F terhadap poros, sumbu putar, O)
τ = F Lт atau τ = Fт L
catatan.
3. Momen Kopel
Kopel adalah dua buah gaya yang sama
besar, berlawanan arah, tetapi tidak segaris kerja. Kopel yang bekerja pada
sebuah benda menghasilkan rotasi murni.
Momen kopel dapat dinyatakan sebagai berikut
:
M = F d
4. Resultan Gaya Sejajar
Gaya-gaya sejajar mempunyai resultan
gaya letak titik tangkapnya sedemikian rupa sehingga resultan momen gaya
terhadap titik tersebut adalah nol.
Resultan gaya : FR = F1 + F2
5. Keseimbangan Benda Tegar
Benda yang tidak berubah bentuk ketika
dipengaruhi oleh gaya dinamakan benda tegar. Benda tegar dapat bergerak
translasi murni, rotasi murni, atau kombinasi keduanya. Bneda tegar dikatakan
seimbang bila memenuhi syarat keseimbangan translasi dan keseimbangan rotasi,
yaitu :
Keadaan keseimbangan suatu benda dapat
digolongkan ke dalam salah satu dari 3 jenis keseimbangan berikut :
Benda di katakana dalam keseimbangan
stabil bila benda diberi sedikit usikan, dan kemudian usikan dihilangkan, benda
kembali ke posisi keseimbangan semula.
Keseimbangan Labil
Benda dikatakan dalam keseimbangan labil
bila benda diberi sedikit usikan, dan kemudian usikan dihilangkan, benda
menjauhi posisi keseimbangan semula (jatuh).
Keseimbangan Netral (Indiferen)
Benda dikatakan dalam keseimbangan
netral (indiferen) bila benda diberi sedikit usikan, dan kemudian usikan
dihilangkan, benda membentuk posisi keseimbangan baru di dekat posisi keseimbangan
semula.
FLUIDA
TEKANAN
HIDROSTATIS
Tekanan
hidrostatis ( Ph) adalah tekanan yang dilakukan zat cair
pada bidang dasar tempatnya.
HUKUM PASCAL
Tekanan yang dilakukan
pada zat cair akan diteruskan ke semua arah sama.
P1 = P2 ® F1/A1 = F2/A2
HUKUM
ARCHIMEDES
Benda di
dalam zat cair akan mengalami pengurangan berat sebesar berat zat cair yang
dipindahkan.
Tiga keadaan
benda di dalam zat cair:
Akibat adanya
gaya ke atas ( Fa ), berat benda di dalam zat cair (Wz)
akan berkurang menjadi:
Wz = W - Fa
Wz = berat
benda di dalam zat cair
TEGANGAN
PERMUKAAN
Tegangan
permukaan ( g) adalah besar gaya ( F ) yang dialami pada permukaan zat cair persatuan panjang(l)
g = F / 2l
KAPILARITAS
Kapilaritas
ialah gejala naik atau turunnya zat cair ( y ) dalam tabung kapiler yang
dimasukkan sebagian ke dalam zat cair karena pengarah adhesi dan kohesi.
FLUIDA
DINAMIS
Sifat Fluida
Ideal:
HUKUM
BERNOULLI
Hukum ini
diterapkan pada zat cair yang mengalir dengan kecepatan berbeda dalam suatu
pipa.
CEPAT ALIRAN
(DEBIT AIR)
Cepat aliran
(Q) adalah volume fluida yang dipindahkan tiap satuan waktu.
Q = A . v
A1 . v1 = A2 . v2
Untuk zat
cair yang mengalir melalui sebuah lubang pada tangki, maka besar kecepatannya
selalu dapat diturunkan dari Hukum Bernoulli.
bab 2. TERMODINAMIKA
Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic = 'perubahan') adalah fisika energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan proses. Termodinamika berhubungan dekat dengan mekanika statistik di mana banyak hubungan termodinamika berasal.
Hukum kekekalan energi adalah salah satu dari hukum-hukum kekekalan yang meliputi energi kinetik dan energi potensial. Hukum ini adalah hukum pertama dalam termodinamika.
Asas Black adalah suatu prinsip dalam termodinamika yang dikemukakan oleh Joseph Black. Asas ini menjabarkan:
* Jika dua buah benda yang berbeda yang suhunya dicampurkan, benda yang panas memberi kalor pada benda yang dingin sehingga suhu akhirnya sama
* Jumlah kalor yang diserap benda dingin sama dengan jumlah kalor yang dilepas benda panas
* Benda yang didinginkan melepas kalor yang sama besar dengan kalor yang diserap bila dipanaskan
Rumus Asas Black =
(M1 X C1) (T1-Ta) = (M2 X C2) (Ta-T2)
Catatan :
M1 = Massa benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi
C1 = Kalor jenis benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi
Ta = Temperatur benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi
T1 = Temperatur akhir pencampuran kedua benda
M2 = Massa benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah
C2 = Kalor jenis benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah
T2 = Temperatur benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah
HUKUM I TERMODINAMIKA
Hukum Kekekalan Energi (Hukum I Termodinamika) berbunyi: "Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain tapi tidak bisa diciptakan ataupun dimusnahkan (konversi energi)". dapat dirumuskan
Keterangan :
delta U = Perubahan energi dalam
Q = Kalor
W = Kerja
Hukum pertama termodinamika merupakan pernyataan Hukum Kekekalan Energi dan ketepatannya telah dibuktikan melalui banyak percobaan (seperti percobaan om Jimi Joule). Perlu diketahui bahwa hukum ini dirumuskan pada abad kesembilan belas, setelah kalor dipahami sebagai energi yang berpindah akibat adanya perbedaan suhu.
HUKUM II TERMODINAMIKA
Kalor berpindah dengan sendirinya dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah; kalor tidak akan berpindah dengan sendirinya dari benda bersuhu rendah ke benda bersuhu tinggi (Hukum kedua termodinamika
Hukum kekekalan energi adalah salah satu dari hukum-hukum kekekalan yang meliputi energi kinetik dan energi potensial. Hukum ini adalah hukum pertama dalam termodinamika.
Asas Black adalah suatu prinsip dalam termodinamika yang dikemukakan oleh Joseph Black. Asas ini menjabarkan:
* Jika dua buah benda yang berbeda yang suhunya dicampurkan, benda yang panas memberi kalor pada benda yang dingin sehingga suhu akhirnya sama
* Jumlah kalor yang diserap benda dingin sama dengan jumlah kalor yang dilepas benda panas
* Benda yang didinginkan melepas kalor yang sama besar dengan kalor yang diserap bila dipanaskan
Rumus Asas Black =
(M1 X C1) (T1-Ta) = (M2 X C2) (Ta-T2)
Catatan :
M1 = Massa benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi
C1 = Kalor jenis benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi
Ta = Temperatur benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi
T1 = Temperatur akhir pencampuran kedua benda
M2 = Massa benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah
C2 = Kalor jenis benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah
T2 = Temperatur benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah
HUKUM I TERMODINAMIKA
Hukum Kekekalan Energi (Hukum I Termodinamika) berbunyi: "Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain tapi tidak bisa diciptakan ataupun dimusnahkan (konversi energi)". dapat dirumuskan
∆U= Q-W atau Q= ∆U+ W ...........
|
Keterangan :
delta U = Perubahan energi dalam
Q = Kalor
W = Kerja
Hukum pertama termodinamika merupakan pernyataan Hukum Kekekalan Energi dan ketepatannya telah dibuktikan melalui banyak percobaan (seperti percobaan om Jimi Joule). Perlu diketahui bahwa hukum ini dirumuskan pada abad kesembilan belas, setelah kalor dipahami sebagai energi yang berpindah akibat adanya perbedaan suhu.
HUKUM II TERMODINAMIKA
Kalor berpindah dengan sendirinya dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah; kalor tidak akan berpindah dengan sendirinya dari benda bersuhu rendah ke benda bersuhu tinggi (Hukum kedua termodinamika
MOMEN GAYA ( t ) adalah gaya kali jarak/lengan.
Arah gaya dan arah jarak harus tegak lurus.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar